Jumat, 06 Februari 2015

Nafas

Bernafas tanpa dirasakan...
Karena bernafas sudah seharusnya
Bernafas tanpa direnungkan...
Karena bernafas sudah sepatutnya

Merasa bahwa bernafas memang sudah seharusnya
Tak pernah bersyukur kita masih bisa melakukannya
Merasa bahwa bernafas memang sudah sepatutnya
Tak pernah terpikir bahwa nafas akan habis pada waktunya

Tak pernah bersyukur
Karena terlalu sibuk mengejar kekuasaan
Tak pernah berpikir
Karena terlalu sibuk menghitung keuntungan

Bagi mereka kekuasaan adalah hal yang paling diutamakan
Tanpa kekuasaan tak akan tercipta kebahagiaan
Bagi mereka keuntungan adalah hal yang paling diutamakan
Tanpa keuntungan tak akan tercipta kekayaan

Padahal kebahagiaan tak diukur dengan takaran seperti itu
Kekuasaan tak dapat membuat kita hidup lebih lama
Sedangkan untuk bahagia kita membutuhkan hidup lebih lama
Karenanya kita perlu bernafas untuk merasakan semua itu

Padahal keuntungan tak akan tercipta kekayaan abadi
Keuntungannya tak akan berdampak apa-apa bagi tubuh
Sedangkan bernafas menciptakan harmonisasi yang baik dalam tubuh
Karenanya kita perlu bernafas untuk menciptakan kekayaan yang abadi

@anitafuncy

Kamis, 29 Mei 2014

Wattapd

Join me on Wattpad: a free, mobile app for reading and sharing stories. http://www.wattpad.com?utm_source=android&utm_medium=other&utm_campaign=invitefriends

Jumat, 07 Februari 2014

Api



Asap membakar di dalam dada. Membakar seluruh jiwa dan organ-organ tubuh yang ada di dalam ini. Padahal, api yang sebenarnya tidak muncul. Hanya muncul dengan perasaan, tidak muncul dengan sesuatu yang nyata. Hanya dengan sentuhan perasaan. Apai ini sudah mulai berkobar dengan kuat.
Kurasa, api ini bukanlah api biasa. Api yang dapat membunuh semua orang dengan mudah. Api ini adalah api yang membara dan tiba-tiba saja muncul tanpa diundang. Ya, memang seperti jelangkung. Ih, merinding,
Bagiamana pun juga, aku tetap harus berterima kasih terhadap api yang ada di dalam jiwa ku . memberiku banyak kehangatan, semangat dan motivasi untuk tetap bertahan, api itu adalah anda. Anda yang selalu duduk memperhatikan aku ketika sedang melakukkan sesuatu yang aku cintai.
Anda memberikan api itu, dan api itu sangat bekerja dengan cepat. Karena, sekali tatapan api itu sudah muncul. Mungkin, aku terlihat sedikit aneh. Mana mungkin, api dapat muncul dengan mudah. Hanya dengan sekali tatapan, ya, kan sudah kujelaskan di atas, bahwa api itu adalah anda. Siapapun anda, aku hanya dapat berterimakasih.
Karena, anda semuanya dapat terasa lebih aneh, dan tidak dapat sedikitpun terpikirkan untuk membenamkan api itu sendiri. Sumpah, sedikitpun aku tidak berpikir untuk memadamkan api itu. Walaupun, terkadang sedikit menyakitkan.
Aku lebih suka.
Seperti ada gelombang yang bergejolak di sini, di dalam dada. Dan tidak ada yang mengetahuinya. Hanyalah anda, si pemberi api dan aku, penerima api yang mungkin terlalu bodoh, tetapi aku tidak menyesali kehadiran anda.

Jumat, 17 Januari 2014

Waktu


Kini, Aku berbicara tentang waktu. Waktu yang terkadang dapat berlalu begitu cepat dan bahkan kita tidak pernah menyadarinya. Satu kata titik sudah menghabiskan waktu hingga satu detik. Bagaimana pun juga, waktu adalah hal yang membuat kita tahu bahwa tidak selamanya kita akan menginjak di tempat ini. Mungkin, aku juga pernah berharap bahwa waktu akan berhenti di saat aku menapakkan kakiku di tempat yang dapat memuatku tersenyum.

Namun, pada kenyataannya, semua itu mustahil. Kini, aku hanya berbicara pada kenyataan. Sejak saat itu, aku merasa sangat lelah dan tidak pernah berpikir lagi tentang hal-hal yang mustahil. Waktu, tidak akan pernah berhenti di saat seseorang bahagia.

Waktu akan terus berjalan meskipun orang itu telah merasakan senang ataupun sedih. Bahkan, lebih parahnya lagi hampir di setiap waktu perasaan manusia selalu berubah. Hal itu yang sebenarnya membuat manusia tidak bahagia. Karena sering mendapati dirinya yang terperangkap oleh waktu. Aku sendiri tidak tahu kapan waktu pernah membuatku merasa nyaman.

Sejujurnya aku tidak pernah nyaman dengan waktu. Karena, ia selalu berjalan terlalu cepat dan 
seringkali mendahului langkahku, aku ingin sekali menyamakan langkakhu dengannya. Aku hanya takut jika aku tertinggal di belakang oleh waktu sehingga waktu sudah berada di depan mataku aku masih belum siap untuk menghadapi waktu di masa depan. Aku selalu melihat dan terperangkap oleh waktu yang masih di belakang.

Aku ingin sekali menatap waktu dan menyamakan langkahnya dengan langkahku, setahap demi setahap, sejengkal demi sejengkal.  Aku tidak boleh kalah. Kali ini, aku harus menang daripada waktu. Aku harus bersemangat untuk mengejar waktuku. Aku harus lebih siap daripada waktu itu sendiri.
Tetapi, seringkali, dalam langkahku aku terjebak dalam pikiranku sendiri. Aku terjebak di antara harapan dan kenyataan. Harapan yang menyatakan bahwa aku hanya dapat berharap untuk mengejar waktu dan pada kenyataannya aku masih berdiri dan terdiam sambil melihat waktu yang terus berjalan menjauhiku.

Dalam peristiwa di masa lalu, seringkali waktu yang membawa seluruh isi pikiran yang ada di dalam otakku ini menjauh. Aku hanya dapat berharap agar waktu dan aku dapat selalu berkerja sama melintasi lautan orang-orang yang selalu berada di sekitarku. Kali ini, aku tidak akan terperangkap dan terjebak oleh waktu. Aku harus menatap wajah dari setiap orang yang ada di hadapanku. 

Mungkin aku juga membutuhnkan waktu yang cukup lama agar membuatku dapat melihat mata orang-orang tersebut. biarlah waktu yang membantuku melepaskan semua harapan yang ada di dalam pikiranku menjadi kenyataann.

Tapi, sejauh ini aku masih mencintai waku. Waktu mampu membuat diriku mengenang kembali masa-masa yang indah. Meskipun, itu sudah berlalu, namun waktu lah yang sering mengingatkanku pada hal-hal tersebut. waktu pula yang menyadarkanklu bahwa usiaku sudah semakin tua dan waktu lah yang membuatku dapat berubah. Seiring berjalannya waktu, kehidupanku mulai berubah.

Sabtu, 30 November 2013

Did it!

Kampung yang awalnya ramai pada pagi hari tiba-tiba menjadi begitu hening di saat seperti ini. Malam kembali menampilkan segenap kegelapan yang tidak disukai oleh sebagian orang. Pohon-pohon yang seharusnya terlihat asri menjadi begitu menyeramkan. Tak ada yang berani berkeliaran lagi jika matahari sudah tidak menampakkan kehadirannya. Ya, memang seharusnya seperti itu. Tapi, tidak seperti yang dilakukan oleh Abi.
Kini, pria tersebut sedang bersenda gurau bersama Jaimal di salah satu pondok, dekat rumahnya. Terdengar candaan dari Jaimal yang sedang tak sadar diri akibat minuman alkohol "Heh Abi, cewek bahenol yang di sebelah rumah mu itu sangat cantik. Dekatkanlah abang dengan nya." Abi yang sedang menuangkan minuman alkohol ke dalam gelasnya langsung berhenti dan menyemburkan alkohol tersebut ke wajah temannya. "Dasar anak tak tahu diri. Sudah bagus awak rawat kau dari kecil. Lihat saja kau, tak ada yang peduli dengan kau." Semprot Jaimal dengan wajah yang memerah. "Maaf bang. Aku tidak sengaja." Jawab Abi dengan gemetaran. Abi tampak merasa bersalah terhadap Jaimal. Emosi yang meledak dan minuman alkohol yang bereaksi dalam tubuhnya tidak dapat mengendalikan tangannya tersebut. Alhasil, situasi yang awalnya dingin menjadi sangat panas. "Hah. Tak usah lah kau minta maaf. Jadi, apakah kau mencintainya?" Jaimal kini menyimpulkan senyum di wajahnya. Menandakan bahwa dia tidak marah dengan Abi. "Ntahlah, aku ini memang siapa? Cinta juga butuh uang bang." Jawab Abi pasrah. Jaimal yang sedang menunggu jawaban Abi mendengus kesal. "Makanya kau harus  mencari pekerjaan yang lebih mapan. Jangan jadi preman terus." Jaimal benar, pikir Abi dalam hati. Tapi, apakah ada peluang pekerjaan bagi seorang preman yang tidak tahu menahu tentang tulisan?

Minggu, 17 November 2013

Nobody Knows

Setelah ini, aku yakin akan ada yang terluka kembali. Seperti biasanya, cinta yang telah datang akan pergi lagi. Dan cinta yang lain akan berdatangan serta berusaha mengetuk pintu hati ini. Seutas tali yang akan menarik pintu hati tersebut biasanya berada dalam benang yang benar-kuat pastinya, yang tidak akan pernah rapuh. Karena, jika tali itu rapuh, dia si pemilik tali pun tidak sanggup untuk memperbaikinya kembali. Tali itu adalah simbol kekuatan cintanya. Jadi, bagaimana mungkin jika tali tersebut sudah rapuh sebelum digunakan?
Mungkin saja bisa, mungkin saja sang pemilik pintu hati tersebut yang memutuskannya sebelum pintu itu dibuka. Barangkali, orang tersebut tidak nyaman dengan tali yang tergantung di gagang pintu tersebut. Karena, diikat terlalu kencang oleh sang pemilik tali. Atau bahkan, sang pemilik pintu sudah memasang pagar terlebih dahulu dan akan dibuka setelah beberapa waktu. Tidak akan ada yang pernah tahu. Tentang perasaan seseorang. Bisa jadi, pemilik pintu hati tersebut juga tidak mengetahui apa yang ada di balik pintu tersebut.
Karena, hati ini juga tidak sempurna. Jadi, tak heran jika kita mendengaran curhatan tentang cerita dari hati yang berbeda. Sesungguhnya, pencurah hati tersebut masih bingung dengan apa yang terjadi dalam hatinya. Masih meraba-raba apa yang terjadi dalam hatinya. Masih meraba-raba jika ia terluka, apakah luka ini akan berubah menjadi pengalaman? Ataukah hanya kesakitan belaka? Dan tali pun terputus.
                                   23:43
                           Sabtu, 16 November 2013