Jumat, 07 Februari 2014

Api



Asap membakar di dalam dada. Membakar seluruh jiwa dan organ-organ tubuh yang ada di dalam ini. Padahal, api yang sebenarnya tidak muncul. Hanya muncul dengan perasaan, tidak muncul dengan sesuatu yang nyata. Hanya dengan sentuhan perasaan. Apai ini sudah mulai berkobar dengan kuat.
Kurasa, api ini bukanlah api biasa. Api yang dapat membunuh semua orang dengan mudah. Api ini adalah api yang membara dan tiba-tiba saja muncul tanpa diundang. Ya, memang seperti jelangkung. Ih, merinding,
Bagiamana pun juga, aku tetap harus berterima kasih terhadap api yang ada di dalam jiwa ku . memberiku banyak kehangatan, semangat dan motivasi untuk tetap bertahan, api itu adalah anda. Anda yang selalu duduk memperhatikan aku ketika sedang melakukkan sesuatu yang aku cintai.
Anda memberikan api itu, dan api itu sangat bekerja dengan cepat. Karena, sekali tatapan api itu sudah muncul. Mungkin, aku terlihat sedikit aneh. Mana mungkin, api dapat muncul dengan mudah. Hanya dengan sekali tatapan, ya, kan sudah kujelaskan di atas, bahwa api itu adalah anda. Siapapun anda, aku hanya dapat berterimakasih.
Karena, anda semuanya dapat terasa lebih aneh, dan tidak dapat sedikitpun terpikirkan untuk membenamkan api itu sendiri. Sumpah, sedikitpun aku tidak berpikir untuk memadamkan api itu. Walaupun, terkadang sedikit menyakitkan.
Aku lebih suka.
Seperti ada gelombang yang bergejolak di sini, di dalam dada. Dan tidak ada yang mengetahuinya. Hanyalah anda, si pemberi api dan aku, penerima api yang mungkin terlalu bodoh, tetapi aku tidak menyesali kehadiran anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar