Asap membakar di dalam dada. Membakar seluruh jiwa dan
organ-organ tubuh yang ada di dalam ini. Padahal, api yang sebenarnya tidak
muncul. Hanya muncul dengan perasaan, tidak muncul dengan sesuatu yang nyata. Hanya
dengan sentuhan perasaan. Apai ini sudah mulai berkobar dengan kuat.
Kurasa, api ini bukanlah api biasa. Api yang dapat membunuh
semua orang dengan mudah. Api ini adalah api yang membara dan tiba-tiba saja
muncul tanpa diundang. Ya, memang seperti jelangkung. Ih, merinding,
Bagiamana pun juga, aku tetap harus berterima kasih terhadap
api yang ada di dalam jiwa ku . memberiku banyak kehangatan, semangat dan
motivasi untuk tetap bertahan, api itu adalah anda. Anda yang selalu duduk
memperhatikan aku ketika sedang melakukkan sesuatu yang aku cintai.
Anda memberikan api itu, dan api itu sangat bekerja dengan
cepat. Karena, sekali tatapan api itu sudah muncul. Mungkin, aku terlihat
sedikit aneh. Mana mungkin, api dapat muncul dengan mudah. Hanya dengan sekali
tatapan, ya, kan sudah kujelaskan di atas, bahwa api itu adalah anda. Siapapun anda,
aku hanya dapat berterimakasih.
Karena, anda semuanya dapat terasa lebih aneh, dan tidak
dapat sedikitpun terpikirkan untuk membenamkan api itu sendiri. Sumpah, sedikitpun
aku tidak berpikir untuk memadamkan api itu. Walaupun, terkadang sedikit
menyakitkan.
Aku lebih suka.
Seperti ada gelombang yang bergejolak di sini, di dalam
dada. Dan tidak ada yang mengetahuinya. Hanyalah anda, si pemberi api dan aku,
penerima api yang mungkin terlalu bodoh, tetapi aku tidak menyesali kehadiran
anda.